Iman kita ada di dalam hati & harus memiliki buahnya dalam lisan kita, maupun dalam anggota tubuh kita yang lain. Karena iman itu tidak hanya dalam hati, akan tetapi iman itu adalah meyakini dengan hati, kemudian mengucapkan dengan kata-kata dan jmengamalkan dengan organ tubuh kita. Itu adalah iman.
dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ ، وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ
“Tidaklah iman seseorang itu lurus sampai hatinya lurus. Dan tidaklah hatinya lurus sampai lisannya lurus.” (HR. Ahmad)
Seorang mukmin itu, tetangganya harus aman dari lisannya, harus aman dari gangguan-gangguannya. Di sini beliau tegaskan: “Orang yang tidak beriman adalah orang yang tetangganya tidak selamat dan tidak aman dari gangguannya”. jangan sampai mengganggu tetangga kita dengan suara-suara, misal menyetel TV atau pengeras suara dengan sekeras-kerasnya, tidak peduli dengan tetangga. Tetangga kita punya anak kecil, mereka butuh istirahat, tapi sebagian kita cuek bahkan kalau ditegur marah-marah. Ini sungguh tidak mencerminkan pribadi seorang mukmin.
Hendaknya kita pun membantu tetangga kita yang butuh bantuan, dll.
Adapun memuliakan tamu, yaitu menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik.